"Generasi Penerus Bangsa"


Generasi penerus bangsa itu ibarat tiang dan bangsa itu ibarat bangunannya. Bangunan dengan tiang yang kokoh dan berbahan bagus akan mampu bertahan walau badai, petir, tsunami atau bencana apapun yang menghantam. Begitu juga dengan Para generasi penerus bangsa, dengan iman dan kecerdasan yang mereka miliki akan menjadi hal penting utama yang dibutuhkan untuk membuat bangsa ini maju dan jauh dari perpecahan. Maka dari itu dibutuhkan kepandaian dan akhlak yang baik dari generasi penerus ini. Untuk mencapai hal tersebut mereka memerlukan pendidikan. 


Pendidikan yang baik itu bukan hanya berupa teori semata, yang akan hilang dalam waktu singkat. Namun, pendidikan itu lebih condong kepada pengalaman yang disertai bagaimana cara menanganinya dan penarikan kesimpulan dari pengalaman tersebutlah yang kita sebut pendidikan yang baik.Pendidikan dapat di peroleh di manapun. Diantaranya adalah di rumah bersama keluarga, lingkungan, pertemanan, dan sekolah. Pendidikan yang diperoleh dari sekolah lebih banyak berupa teori yang telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh banyak ahli yang lebih dulu. Namun demikian, yang namanya pelajaran yang berupa teori akan lebih lambat dicerna tanpa adanya percobaan atau reka adegan yang dilakukan oleh guru atau pelajar itu sendiri. Semua itu bertujuan untuk membangun pemahaman yang tinggi kepada pelajar agar dapat dimanfaatkan untuk masa depannya dan mereka dapat mengingat serta mengamalkan ilmu yang diperolehnya dari sekolah untuk lingkungannya.Sayangnya, tidak semua sekolah benar-benar melaksanakan pendidikan semata untuk ilmu yang bermanfaat. Bahkan, kebanyakan sekolah yang ada di jaman sekarang cenderung lebih mengutamakan sistem cepat dan praktis untuk studi siswanya. termasuk beberapa sekolah di pulau Bawean. Mereka hanya fokus pada kelulusan semua siswanya dengan nilai yang baik bagaimanapun caranya, namun tidak memperhatikan sejauh mana siswanya memahami materi yang diberikan. Salah satu contoh nyata adalah pada saat melaksanakan test atau ujian. Siswa atau siswi dengan mudahnya membawa masuk telepon seluler kedalam kelas untuk kemudian dipakai berbagi jawaban sesama peserta tes/ujian. bahkan, tidak jarang beberapa guru pun ikut andil dalam mengerjakan sebagian soal yang ada. Tentu saja, hal tersebut sangat membantu siswa untuk mendapatkan nilai yang tinggi saat ujian-ujian penting, namun apa gunanya kita berlama-lama sekolah jika ujianpun mendapat bantuan, bukankah lebih baik kita memalsukan ijazah?. Lagipula, dampak negatif dari kecurangan tersebut juga tidak kalah banyak dan mengkhawatirkan. Contohnya saja, siswa akan menjadi malas untuk berusaha lebih keras untuk memahami materi yang masih belum dikuasai, ilmu yang di dapatkan selama bertahun-tahun bersekolah akan sia-sia karena merasa telah mendapat bantuan dalam mengerjakan, kemudian, kalaupun siswa tersebut nantinya mendapat pekerjaan dia akan kesulitan mengerjakannya karena ilmu yang seharusnya telah didapatkan di sekolahnya tidak diingat sama sekali.Akan tetapi, tidak semua sekolah atau pelajar yang melakukan kecurangan, masih banyak pelajar yang sadar akan pentingnya kejujuran. Kebanyakan dari mereka itu tidak melakukannya karena masih menghargai ilmu. Ibarat pepatah lama mengatakan “carilah ilmu sampai ke negeri cina!”, mereka lebih memilih ilmu yang bermanfaat daripada ilmu yang hanya sekedar lewat.Kecurangan demi kecurangan itulah salah satu ciri penyakit generasi penerus bangsa kita yang sedang marak menjangkit saat ini. Maka dari itu, cobalah mulai dipikirkan dari sekarang beberapa pertanyaan berikut, “ apa tujuan utama kita bersekolah?, akan dijalani seperti apa hidup ini oleh kita?, dan apa makna dan kegunaan ilmu yang sebenar-benarnya?”. Dengan begitu, semua apa yang kita ambil, kita inginkan dan kita jalani saat ini tidak membuat penyesalan yang fatal di masa depan, tepatnya di saat hari tua kita tiba. Karena, di hari tua inilah kita sering kali menderita atas kesalahan masa lalu. Mulai untuk berpikir bahwa hidup yang baik itu selalu bahagia, kebahagiaan itu tidak didapat dari kecurangan. Kekayaan dan jabatan yang didapat dari kecurangan tidak akan membawa kebahagiaan karena kebahagiaan itu hanya berlaku pada kebenaran. Jadi, pilihlah antara kebahagian seterusnya atau kesenangan sesaat untuk pedoman hidup kita di dunia ...


_ Ojan _

Tidak ada komentar:

Posting Komentar